Bersama BARRATAGA
Wujudkan rumah tahan gempa
Barrataga adalah singkatan Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa. Konsep Barrataga mulai dikembangkan oleh Prof. Sarwidi sejak tahun 2000 dengan konsep dasar mengacu pada referensi-referensi yg ada sebelumnya yang masih menggunakan pendekatan desain “state of the art”.
Konsep BARRATAGA dikembangkan secara berkelanjutan melalui serangkaian kajian akademik dan kajian lapangan dari berbagai kerusakan bangunan yang terjadi dalam serangkaian bencana gempa di Indonesia.
Merek Dagang, Merek Jasa, dan Paten BARRATAGA serta Komponennya.
Lima fakta tentang teknologi Barrataga
Biaya Lebih Hemat
Mutu Bangunan Lebih Baik
Waktu Pengerjaan Lebih Cepat
Nyaman Dihuni
Indah Dipandang
Kaitan Konsep BARRATAGA dengan Konsep - Konsep Bangunan Aman Gempa oleh Kementerian PUPR dan Jepang
Hingga Versi VP 08/2018, BARRATAGA merupakan jenis bangunan rumah tahan gempa tembokan yang dikatagorikan dalam kelompok rumah konvensional (sejenis dengan RIKO, dsb). Prof. Sarwidi sebagai inovator BARRATAGA pernah bergabung dalam tim yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jenderal Cipta Karya) yang bekerjasama dengan Jepang (JICA) pada tahun 2012 dalam menyusun buku dan video “Persyaratan Rumah Yang Lebih Aman” tehadap goncangan gempa kuat untuk jenis Bangunan Tembokan dengan Bingkai Beton Bertulang, yang telah dipublikasikan di media.
Selain itu, Prof. Sarwidi juga memberikan masukan tentang bangunan non-teknis tembokan untuk draf Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: xx tentang PEDOMAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG TAHAN GEMPA dalam Kolokium Hasil Penelitian Bidang Permukiman yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum di Bandung, 17-18 Juni 2014. Dalam kolokium tersebut, para pakar dalam bangunan tahan gempa, terutama bangunan non-teknis, saling bertukar fikiran dan pengalaman untuk memberikan kontribusi terkini dalam pembuatan bangunan tahan gempa. Hasil kolokium tersebut diacu oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) No. 05/2016 dan No. 06/2017.
Oleh karenanya, konsep dasar BARRATAGA dan konsep-konsep dasar bangunan tahan gempa rumah tembokan yang dikembangkan oleh para pakar terkait lainnya sejalan dengan apa yang disosialisasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Sekarang Kementerian PUPR) sejak tahun 2012 dan diteruskan hingga tahun 2016 tersebut.
Pengalaman BARRATAGA
Dalam implementasinya, konsep BARRATAGA VP 04/2004 sudah disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan secara khusus (beberapa kali berkolaborasi dengan Jepang dan mitra luar negeri lainnya) kepada para pekerja konstruksi yang tergabung dalam PAMAN BATAGA (Paguyuban Mandor Bangunan Tahan Gempa), dan konsep tersebut sudah diterapkan di lapangan oleh mereka sejak 2004. Banyak bangunan rumah hasil kerjanya bertahan utuh hampir tanpa kerusakan di antara bangunan roboh dan rusak berat di sekelilingnya, misalnya beberapa rumah di wilayah Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul, DIY pada peristiwa Gempa Yogyakarta-Jawa Tengah 2006 lalu. Diperkirakan intensitas goncangan maksimum di sana mencapai di antara MMI VIII dan MMI IX. Dan diperkirakan BARRATAGA masih akan tetap bertahan aman hingga MMI X dan mengalami kerusakan sedang pada MMI XI yang kira-kira setara dengan goncangan maksimum permukaan yang dihasilkan oleh gempa berskala 7,5 (menurut metode konversi intensitas dan magnitut gempa yang dikeluarkan oleh Missouri Geological Survey, 08 Januari 2019)
Proses Inovasi BARRATAGA
Proses pengembangan BARRATAGA yang berkelanjutan dilakukan melalui serangkaian kajian lapangan, analisis akademik, simulasi computer, percobaan laboratorium, dan uji lapangan secara bersiklus, hingga akhir 2018 telah lahir BARRATAGA Versi VP 08/2018 dan VF 09/2018. BARRATAGA VP 08 merupakan versi publik yang dapat diterapkan oleh para mandor yang sudah diberikan sosilisasi dan pelatihan BARRATAGA maupun para mandor konstruksi trampil sebagaimana versi VP 01 hingga VP 07 yang merupakan bangunan rumah tembokan non teknis (non-engineered) yang dilahirkan sebelumnya.
Spek Inovasi BARRATAGA
BARRATAGA VF 09/2018 adalah bangunan semi-engineer (semi teknis) yang merupakan jenis bangunan semi konvensional / semi fabrikasi yang dikembangnkan dari konsep Barrataga versi non-teknis (non-engineered) sebelumnya. Barrataga VF 09/2018 juga disebut BARRALAGA (Bangunan Rumah Rakyat Lebih Aman Gempa). Inovasi yang dilakukan adalah dimaksudkan agar BARRATAGA dapat semakin efisien terhadap 3 aspek, yaitu:
- Biaya Menjadi Lebih Murah,
- Mutu atau Ketahanan Gempanya Lebih Tinggin
- Waktu Konstruksi Lebih Cepat.
Efisiensi BARRATAGA
Efisiensi dalam 3 aspek di muka dapat diperoleh, karena:
1. Berbeda dengan kelopmpok bangunan yang bersistem struktur murni rangka maupun bersistem struktur murni dinding, Barrataga masuk dalam kelompok bangunan berstruktur integratif, di mana dinding, rangka pengekang, dan fondasi disinergikan sedemikian rupa menjadi satu kesatuan sistem struktur penahan beban grafitasi dan beban gempa serta beban-beban lainnya yang berpotensi diderita oleh bangunan.
2. Sebagian getaran gempa diredam oleh lapisan pasir di bawah fondasi yang tergantung pada ketebalan dan jenis pasirnya.
3. Tembok adalah komponen bangunan yang diberi peran mengambil sebagian menahan sebagian besar gaya desak bangunan.
4. Pengekang beton bertulang praktis diberi peran dalam menahan gaya tarik dan lentur pada bangunan serta meratakan beban bangunan untuk disalurkan ke tanah dasar.
5. Antara tembok dan pengekang beton digabungkan dengan cara sedemikian rupa sehingga menjadikan sistem struktur monolit yang dapat bersinergi untuk meningkatkan daktilitas bangunan (mengurangi kegetasan bangunan) yang secara otomatis akan meningkatkan ketahanan bangunan terhadap goncangan kuat,
6. Tembok dapat diberikan serat agar meningkat daktilitas dan ketahanan lenturnya untuk meningkatkan keamanan penguninya dari goncangan kuat,
7. Komponen tembokan berserat dan komponen pengekang tembok dibuat secara fabrikasi untuk meningkatkan mutu/ketahanan gempa dan kecepatan konstruksi terutama pada wilayah yang tenaga konstruksi trampilnya langka, sehinga biaya pembuatan bangunan secara otomatis akan berkurang.
8. Kebutuhan tulangan baja pengekang serta ukuran dan mutu komponen bangunan lainnya dapat diperhitungkan sesuai dengan tingkat ancaman gempa dan jenis tanah di lokasi bangunan, ketebalan lapisan dan jenis pasir di bawah fondasi, ukuran bangunan, jenis bahan bangunan, dan bentuk bangunan.
Efiektifitas BARRATAGA
Konsep dasar BARRATAGA terlahir dari model bangunan tembokan populer yang ada dalam masyarakat Indonesia. Bentuk dan bahan bangunan serta metode konstruksi dapat disesuaikan dengan kondisi lokal yang diinginkan oleh masyarakat setempat. Selain itu, pengembangan konsep BARRATAGA dilakukan melalui serangkaian kajian lapangan, analisis akademik, simulasi computer, serta percobaan laboratorium dan lapangan, secara bersiklus. Dengan demikian, BARRATAGA merupakan bangunan rumah tembokan alternative yang sangat efektif dan cocok untuk dibangun di wilayah rawan gempa di Indonesia.